Fenomena CDMA dan Kritik Kepada Telkom (Flexi)

Sebentar lagi Flexi usai kisahnya, frekuensi miliknya akan dikembalikan kepada negara. Kemungkinan frekuensi itu akan dipakai oleh Telkomsel untuk E-GSM (Extended GSM..whatever..)

Ingat pertama kali Flexi muncul? Ditengah cerita sukses operator GSM, Flexi muncul dengan CDMA dan oya kebetulan (?) regulasi pemerintah sangat menguntungkan operator CDMA dengan tarif yang lebih menarik tetapi layanannya harus bersifat fixed.

Masih belum cukup tarif yang lebih murah, dengan trik ala joki 3-in-1 operator CDMA digawangi Flexi mengakali regulasi fixed area dengan cara meregister kota tujuan sebelum bepergian sehingga layanan CDMAnya tetap bisa dipakai di tempat tujuan.

Tapi oh ternyata dengan beberapa kelebihan itu kini semuanya bertumbangan, tinggal Smartfren masih memperlihatkan tanda-tanda kehidupan. Kenapa kita menyebutnya bertumbangan karna ini bukanlah suatu strategi menyambut LTE, tapi memang karena merugi bro..

Apa yang salah dengan operator CDMA? Mungkin masalah strategi dan marketing dan terutama modal. Tapi sangat disayangkan tumbangnya Flexi dibawah nama besar PT. Telkom. Seharusnya Flexi mengambil posisi sebagai perintis seperti halnya Citilink di bawah Garuda. Fokus pada area-area potensial tapi belum terjangkau kabel telepon. Pasarnya yang paling kuat ada disitu. Tapi mungkin juga berbenturan dengan strategi Telkomsel yang menargetkan setiap kecamatan seluruh Indonesia terlayani Telkomsel. Nah posisinya jadi tanggung kan?
Dan yang menyebalkan adalah pelanggan juga kena getah akibat tumbangnya Flexi. Pelanggan Flexi disarankan beralih ke Telkomsel dengan produk AS Flexi yang adalah layanan GSM. Sehingga pelanggan harus mengganti sendiri teleponnya yang sebelumnya cuma bisa untuk layanan CDMA. Coba kita lihat nanti bagaimana cara Smartfren mengalihkan pelanggannya ke layanan LTE nya, kalau lebih nyaman bagi pelanggannya maka kita bisa bilang Shame on you Flexi. Kalo sama saja, kita bisa bilang begitu kepada dua-duanya.

Jadi bisnis basah apa yang tersisa dari Telkom sekarang? Fixed line dengan teknologi DSL dibawah nama produk Speedy dan layanan broadband lewat jaringan serat optik. Tapi ohh dikota-kota besar saingannya luar biasa dengan tawaran-tawaran menggiurkan. Alangkah baiknya jika Telkom bergerak dengan prioritas membangun jaringan fiber optik dari kota-kota kabupaten yang ratusan itu, jangan sampai daerah-daerah yang dari jaman patih Gadjah Mada belum kemasukan kabel telpon, sampai di jaman internet ini ga masuk-masuk juga kabel optiknya. Ini terutama adalah pesan dari pasal 33 UUD 45 lho dan juga sejarah Telkom yang pernah memonopoli pertelekomunikasian (arahan pasal 33 juga) tapi gagal mendominasi. Eh tapi ehh..Telkomsel kan punyanya Telkom ya..

Leave a comment